Agenda besar tantangan ketahanan Nasional Indonesia.
Oleh : Juanda Syaifuddin, M.Si (Han)
Apabila melihat kegiatan liga sepak bola Indonesia, anggaran yang disalurkan untuk pembiayaan liga tersebut sangat besar dan tentu saja sebagian anggaran tersebut dialokasikan untuk “honor pengurus”. Lihat saja beberapa propinsi yang memiliki klub sepak bola, data tahun 2010, dana yang dialokasikan untuk mengelola klub yang mengikuti liga, Persija:25 Milyard; PSPS : 15 Milyard; Persiba : 24 Milyard; Sriwijaya Fc : 25 Milyard; Lamongan: 11 Milyard; Samarinda: 15 Milyard dan Bontang: 16 Milyard. Semuanya adalah uang rakyat yang bila dilihat, dengan biaya tersebut belum mampu meraih prestasi, hanya menghasilkan “tawuran” dan menguntungkan beberapa kelompok tertentu saja, maka anggaran tersebut adalah pemborosan yang tidak menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Dinegara yang menejeman sepak bolanya sudah mapan, sepak bola sudah menjadi “ Industri” menghasilkan keuntungan yang berlimpah, sehingga pemerintah tidak perlu lagi dibebani oleh klub Sepak Bola, bahkan karena Sepak Bola, pemerintah dapat memiliki dan memanfaatkan stadion megah yang dibangun oleh club Sepak bola. Jadi timbul pertanyaan khusus bagi Indonesia, mengapa untuk mengurus PSSI saja menimbulkan pertikaian berbagai fihak dan berkepanjangan ?