Tampilkan postingan dengan label strategi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label strategi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 15 Juni 2011

Prinsip Perencanaan terperinci dalam penerapan strategi ( Perang dan Bisnis)


PERAN PENTING PERENCANAAN
DITINJAU DALAM KEPENTINGAN PERANG DAN BISNIS

Dalam perang dan Bisnis, perencanaan menjadi faktor penting dan dibutuhkan untuk memenangkan perang atau meraih keunggulan dalam persaingan. Para peneliti dan ilmuwan karena kepentingan ini, telah mengembangkan berbagai sarana perencanaan diantaranya yang paling dikenal adalah perencanaan berbasis pada analisis perbandingan 4 faktor yaitu Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dengan melakukan analisis 4 faktor tersebut dalam menjalankan organisasi sendiri dihadapkan dengan fihak pesaing, diharapkan organisasi akan memperoleh gambaran yang tepat untuk menentukan peluang yang terbaik demi kemenangan dalam perang maupun keunggulan dalam bisnis, dalam kata lain memperoleh keuntungan bagi organisasi sendiri.
Mengelola organisasi, perencanaan merupakan faktor yang sangat penting, sehingga perencanaan memperoleh porsi besar dalam organisasi dan karena pentingnya faktor ini maka organisasi besar membentuk staf atau departeman tersendiri yang khusus menangani perencanaan. Staf perencanaan bertanggungjawab mengembangkan rencana jangka panjang, jangka sedang dan jangka pendek, karena organisasi akan memperoleh banyak manfaat dari faktor perencanaan yang teliti dibandingkan dengan yang hanya mengandalkan pola pemecahan masalah insidentil yang ditemukan selama operasional organisasi, tanpa rencana yang dapat dipedomani. Organisasi sangat menggantungkan harapan pada perencanaan untuk keberhasilan misi organisasi.
Perencanaan terperinci, membutuhkan beberapa parameter sebagai persyaratan utama yang dalam strategi klasik yang dikembangkan Sun Tzu, menganjurkan proses perencanaan diawali dari proses penilaian faktor mendasar dan dimensi yang dihadapi. Menyadari pentingnya perang dan resiko yang dihadapi akibat perang, Sun Tzu memberikan pandangan tentang 5 faktor mendasar yaitu Pengaruh moral, Iklim, Lapangan, kepemimpinan dan doktrin. Sedangkan dalam menentukan perbandingan demensi yang dihadapi, terdapat 7 demensi yang perlu diperbandingkan, yaitu : Pengaruh moral dan penguasa; Kemampuan dengan Panglima; Keunggulan dengan Iklim dan Lapangan; Kekuatan Pasukan dalam Jumlah; Latihan Pasukan; Penerapan Reward dan punishment ( Disiplin) dan penerapan Doktrin ( Aturan dan instruksi). Dari hasil analisis terhadap 5 faktor mendasar dan 7 perbandingan dimensi, ternyata terdapat banyak kesamaan sehingga dengan menggabungkan kedua unsur tersebut diperoleh delapan faktor utama sebagai persyaratan utama yang harus dipertimbangkan dalam menyusun perencanaan yaitu: Pengaruh moral, kepemimpinan, Iklim, Lapangan, doktrin, kekuatan, pelatihan dan disiplin.

Jumat, 10 Juni 2011

Perang dan Bisnis

Penerapan strategi militer untuk Bisnis

Perang, merupakan sesuatu yang sangat penting karena akan menjadi penentu tetap tegak atau runtuhnya sebuah negara, oleh karenanya membutuhkan perencanaan yang teliti dan staregi yang tepat. Tanpa perhitungan yang matang dalam melaksanakan strategi akan mengacaukan peperangan, karena pemilihan medan, waktu dan pengerahan sumberdaya yang tidak tepat menghadapi situasi yang tidak tepat . Kekalahan dalam pertempuran akan mengorbankan nyawa prajurit, kehilangan senjata dan peralatan, kerusakan fasilitas dan kehilangan wilayah. Kegagalan dalam bisnis, menyebabkan hilangnya modal, menimbulkan korban tenaga kerja/ pemutusan hubungan kerja, kehilangan fasilitas dan kehilangan pasar. Dampak yang ditimbulkan oleh kegagalan dalam bisnis akan berpengaruh kepada bidang lain terutama terhadap perekonomian yang hampir serupa apabila kalah perang yang dapat menghancurkan kehidupan bangsa.


Jumat, 20 Mei 2011

memenangkan persaingan

Kunci yang perlu dikuasai

Ada tiga jenis orang di dunia. Pertama, pemimpi dan pembicara, yang memulai pekerjaannya dengan semangat antusiasme , namun energi yang dimiliki segera meredup setelah melihat dalam kehidupan nyata dan kewajiban untuk melakukan kerja keras agar dapat menyelesaikan pekerjaan/proyeknya/usahanya. Kelompok ini adalah mereka yang emosional yang hanya melihat dan melakukan apa yang ada sekarang, yang akan sangat mudah terpengaruh dengan sesuatu yang baru yang lebih menarik perhatian mereka. Dalam hidup mereka dipenuhi dengan segala jenis usaha/pekerjaan atau proyek yang hanya setengah selesai, termasuk yang baru akan dimulai.