MENILAI SITUASI
DALAM STRATEGI PERANG DAN BISNIS
Dalam
perencanaan strategis, terdapat 8 faktor utama yang menjadi dasar perencanaan
dan bila lebih dalam menelaahnya, 8 unsur tersebut perlu pendalaman yang lebih,
karena dalam menganalisa faktor –faktor tersebut terdapat beberapa pertimbangan dalam
penelaahannya yaitu : pertama, penilaian unsur manusia (Sumberdaya manusia,
kepemimpinan dan motivasi) dan unsur bukan manusia (organisasi, keunggulan
kompetitif , negara /kepemimpinan politik dan lingkkungan baik internal maupun
external. Kedua, faktor yang dapat
dikendalikan ( SDM, doktrin dan motivasi) dan faktor yang tidak dapat
dikendalikan ( iklim, lapangan, kepemimpinan).
Dengan demikian fakor yang dapat dikendalikan harus dapat dikelola
sehingga menjadi kekuatan yang dapat mengurangi pengaruh yang ditimbulkan oleh
faktor yang tidak dapat dikendalikan.
Ketiga, adalah kekuatan statis dan dinamis dari 8 faktor
perencanaan. Infrastruktur adalah
bersifat statis karena untuk merubahnya perlu waktu cukup lama, demikian juga dengan
kepemimpinan, karena kebijakan pimpinan secara politik, sangat sulit dipengaruhi,
sehingga perlu penyesuaian. Adapun
iklim, meskipun bersifat satais tetapi berlaku dalam batas yang relatif
singkat, sedangkan kekuatan, keunggulan kompetitif, latihan, disiplin SDM dan
motivasi bersifat dinamis.
Pada
akhirnya “perang” adalah sesuatu yang perlu dihindari karena berbagai resiko
yang dapat ditimbulkannya. “perang”
hanya akan dilakukan bila terpaksa dan hal itupun membutuhkan persyaratan
diantaranya bila dilakukan akan memperoleh keunggulan yang dapat dipastikan;
Hanya dilakukan bila tidak ada alternatif lain yang dapat dilakukan atau semua
jalan sudah tertutup; dan bilapun perang tidak mungkin dimenangkan, tetapi
pertahanan sendiri tidak boleh digoyahkan.
Beberapa
filosofi Sun tzu dalam perang dan menejemen (2001,33) pertama, jangan bergerak
bila tidak yakin akan memperoleh keunggulan yang pasti, jangan menggunakan
kekuatan/pasukan kecuali yakin berhasil dan jangan bertempur bila tidak
terpaksa. Kedua, dizaman kuno, para ahli perang membuat dirinya takterkalahkan
lebih dulu sebelum mencari peluang untuk mengalahkan musuh. Ketiga, Penguasa
tidak boleh memulai perang karena murka.
Seorang panglima tidak boleh bertempur karena benci. Perang hanya dilakukan untuk kepentingan
negara dan harus dihentikan bila merugikan.
Karena kemurkaan dapat dikendalikan menjadi kebahagiaan, dan kebencian
menjadi kesenangan. Negara yang sudah
binasa tidak dapat dibangun kembali dan orang mati tidak mungkin dihidupkan
kembali. Keempat, seorang penguasa yang
bijak, harus selalu berhati-hati mengenai perang, sementara panglima yang baik
harus selalu waspada dalam perang.
Pemikiran inilah yang berguna untuk menjamin keamanan negara dan
mempertahankan angkatan bersenjata.
Dalam
strategi bisnis, penggambaran dalam menilai situasi untuk memilih perang atau
tidak, maka perang atau tidak dengan pesaing dalam pemasaran juga sangat
penting untuk mempertimbangkan :
- Perolehan
yang pasti dalam bidang penambahan penjualan, pangsa pasar serta profil yang
lebih baik daripada pesaing.
- Peluang
untuk memenangkan persaingan sangat besar.
- Perang
persaingan adalah pilihan terakhir, karena pangsa pasar tidak dapat diperbesar
tanpa offensif.
- Perusahaan
telah membangun pertahanan yang kokoh dalam sumberdaya.
Apabila
sebuah perusahaan tidak dapat melakukan perang pemasaran dengan pesaing, maka
perusahaan wajib mencari jalan lain untuk tetap bersaing, melalui peningkatan
mutu produksi, efisiensi kerja, peningkatan mutu pelayanan dan termasuk dalam
promosi. Pada intinya meskipun tidak
terjadi perang pemasaran secara langsung, membangun pertahanan untuk tidak
kolaps pada saat pesaing menjadi lebih kuat, karena perusahaan telah memiliki
pertahanan yang cukup.
Bandung, 30 okt 2015
for my country
for my country
Tidak ada komentar:
Posting Komentar