Sabtu, 07 Januari 2012

Eisenhower Doctrine

KEPEMIMPINAN, MEMIMPIN, PIMPINAN, PEMIMPIN
SEGALA HAL TENTANG KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan, dapat dianggap sebagai suatu ilmu dan juga seni, sehingga tak jarang dalam mengelola sebuah organisasi orang menerapkan seni memimpin.  Berbicara tentang kepemimpinan, tidak akan pernah berhenti, setiap saat bermunculan gaya, seni, metoda, azas, prinsip dan pola kepemimpinan.  Pemikiran ini dapat difahami karena memimpin sebuah organisasi hampir selalu bersifat situasional dengan pengertian bahwa dalam setiap organisasi menyimpan sesuatu misteri, karena sumberdaya manusia dan budaya yang tersimpan didalamnya sulit ditebak.   Sebagai ilmu, kepemimpinan dapat dipelajari dan dikembangkan, namun tidak semua pimpinan berhasil membuat dirinya menjadi pemimpin karena berbagai hal diantaranya yang paling berperan adalah "karakter pribadi" sebagai modal utama untuk menjadi pemimpin.   
Kepemimpinan, secara teori dapat dibedakan dalam beberapa tingkatan, sesuai dengan pola dan metode memimpin sebagai seni yang diterapkan dalam menggerakkan organisasi.   Pada tingkat yang paling rendah biasa disebut sebagai kepemimpinan lapangan atau kepemimpinan tatap muka, karena pimpinan pada strata ini dalam menggerakan organisasi berhadapan langsung dengan anak buah.   Pada strata selanjutnya dikenal dengan kepemimpinan senior, karena sebagai pimpinan, tidak langsung berhadapan dengan seluruh awak organisasi, tetapi berhadapan dengan para pimpinan organisasi eselon bawah, sehingga untuk menggerakkan organisasi, pimpinan pada strata ini melalui para pimpinan bawahan.  Strata tertinggi adalah kepemimpinan strategis, karena pimpinan pada strata ini mengelola organisasi besar yang pengaruhnya sangat luas.   Keberhasilan pimpinan pada tingkat ini sangat tergantung dari pimpinan dieselon bawahnya, karena sebagian misi organisasi telah didelegasikan kepada pimpinan dieselon bawah, bahkan beberapa kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya organisasi sudah menjadi bagian tugas dari pimpinan eselon bawah.  Namun kepemimpinan tetap saja menyimpan misteri yang tidak semua orang berhasil melaluinya, tidak semua pimpinan berhasil menjadi pemimpin besar bahkan tak jarang keberadaan seorang pemimpin hanya menjadi masa lalu setelah menyelesaikan tugasnya, tidak membuat kesan yang layak dikenang oleh bawahan.   Bagi militer Indonesia kepemimpinan Jenderal Soedirman, pada masa awal kemerdekaan, sampai saat sekarang masih menjadi panutan dan setiap orang masih mengenangnya sebagai pemimpin besar.   Setelahnya mungkin yang masih layak untuk dikenang adalah Jenderal M. Yusuf, pada jamannya, organisasi militer sangat mendambakan kehadirannya. Layaknya setiap mimpi prajurit jaman itu menjadi kenyataan.   Semenjak pergantian kepemimpinan dari Jenderal M. Yusuf, telah banyak pimpinan yang mengelola organisasi, tetapi semuanya hanya dirasakan sebagai masa lalu yang tidak layak untuk dikenang.