Selasa, 16 Agustus 2011

PENTINGNYA KESIAPSIAGAAN MILITER

Manajemen sumber daya pertahanan harus menjadi perhatian bagi semua orang, tidak hanya bagi ahli dan pengambil keputusan, selama dampak suatu keputusan dalam domain ini dirasakan oleh seluruh masyarakat. 

Pemerintah bukan menjadi satu-satunya penggerak untuk mewujudkan keamanan Nasional, karena setiap komponen bangsa secara perorangan atau sebagai sebuah organisasi, memiliki kewajiban untuk menjadi operator keamanan dan sekaligus sebagai konsumen keamanan. 

Lingkungan global sekarang dirasakan lebih aman dibandingkan selama Perang Dingin, tapi masih banyak kerentanan dan resiko serta ancaman di tingkat regional dan lokal. Setiap krisis mencakup harapan dan semua fihak memiliki tanggung jawab untuk mencari dan menemukan secepat mungkin, jalan keluar untuk penurunan, kemajuan atas penyelesaian krisis dan kemudian melanjutkan untuk pemulihan. 

Cara terbaik untuk mengelola sumber daya pertahanan selama kemampuan keuangan/ ekonomi negara masih terbatas adalah berpikir dan bertindak mempertimbangkan masa depan dalam melindungi kedaulatan Negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa.

Hubungan langsung antara sumber daya dan kemampuan angkatan bersenjata, seharusnya tidak hanya dipahami dengan baik oleh militer dan politik-militer, tetapi juga oleh ahli dan pembuat keputusan politik dan militer. Semua warga negara harus memperoleh informasi cukup terhadap efek atas akibat keputusan yang diambil negara dihadapkan dengan kemampuan negara dan cara pemerintah memilih untuk mendistribusikan anggaran yang berbeda dalam setiap bidang kegiatan. 

Kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan Bangsa adalah tanggung jawab semua komponen bangsa yang mencakup semua warga negara dewasa, semua orang terlibat dalam upaya tersebut dan bukan hanya mereka yang bekerja dalam struktur Negara. Dengan demikian semua warga negara dewasa harus mengetahui keputusan dan memahami tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang tentang pentingnya kemampuan pertahanan dan efeknya terhadap kredibilitas Negara dalam sebuah kawasan. 



Kamis, 11 Agustus 2011

MEMIMPIN DENGAN KETELADANAN


Dalam menilai kepemimpinan, saat ini yang sering terlihat adalah memimpin dengan menyuruh melakukan seperti yang dikatakan dan sangat sedikit yang menyuruh seperti yang dilakukan  Banyak contoh menunjukkan adanya dua jenis pemimpin, yaitu mereka yang memimpin dengan contoh, dan mereka yang berusaha memimpin dengan retorika. Menurut Anda pemimpin jenis mana yang hampir selalu mengalami sukses lebih besar dan lebih dipercaya dan memotivasi orang lain dalam jangka panjang ?

Hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dan pemerhati kepemimpinan, mereka memperoleh fakta bahwa selama lebih dari tiga dekade pelatihan terhadap pemimpin dalam berbagai organisasi dan strata organisasi yang berbeda, baik pimpinan perusahaan, politik dan organisasi nirlaba, ditemukan suatu kondisi dimana apabila seseorang dalam posisi kepemimpinan tidak memahami perlunya memimpin dengan contoh, dan benar-benar memimpin dengan menerapkan jalan itu, dia tidak akan pernah menjadi seorang pemimpin yang benar-benar efektif. 

Kepemimpinan adalah memotivasi orang lain untuk bergerak mencapai tujuan organisasi dan para awak diharapkan dapat melakukan lebih dari yang biasanya mereka lakukan, karena mereka memahami visi dan tujuan yang disampaikan oleh pemimpin organisasi, dan mereka percaya pada pemimpin sebagai pribadi. Dalam organisasi, tidak ada orang yang benar-benar termotivasi oleh pemimpin yang tidak mendapat kepercayaan dan tidak dihormati secara pribadi, atau dalam istilah lain anak buah tidak akan pernah memberikan hadiah Loyalitas kepada pemimpin yang tidak mereka percayai.

Satu hal yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin seperti yang disampaikan oleh Thomas Morrell bahwa "hadiah besar pertama yang dapat diberikan pada orang lain adalah contoh yang baik." Seorang pemimpin jika ingin menjaga kepercayaan anggota atau pengikut, mereka harus dapat memberikan contoh dan tauladan yang baik, karena konstituen melihat seorang pemimpin dari apa yang dilakukan. Sementara banyak pimpinan yang berpura-pura dengan retorika kosong, kata-kata mewah, dan pidato pidato yang dilakukan yang dalam hampir semua kasus, para pemimpin ini jarang memperhatikan dampak terhadap konstituen mereka, karena setelah pengaruh kata-kata memudar, kebanyakan orang akan melihat perbuatan dan tindakan pimpinan, bukan dari apa yang diucapkannya.

Ketika seorang pemimpin dipandang sebagai aktivis, dan seseorang yang selalu menjadi yang pertama melakukan apa yang disampaikannya kepada orang lain maka individu ini akan menjadi memimpin dengan contoh dan pimpinan ini akan mendapat peluang untuk mempertahankan dan sangat mungkin meningkatkan dukungan. Memimpin bukan bagaimana memerintahkan untuk melakukan sesuatu tetapi memberi contoh untuk melakukan.   Bukan hanya beretorika, tetapi tindakan nyata, karena bawahan bukan ingin mendengar apa yang disampaikan pimpinannya, tetapi akan meniru apa yang dilakukan pimpinannya.
lead by act

Banyak orang dalam peran kepemimpinan membuat kesalahan dengan meremehkan konstituen mereka, mereka berfikir bahwa mempromosikan sesuatu hanya perlu melalui amanat atau hanya berbicara. Apabila mereka tidak memberi contoh dengan melakukan apa yang dipromosikan, mereka akan gagal mendapat dukungan dan pengikut.